Anda pasti sering mendengar dan bahkan mungkin telah menggunakan Lampu pintar atau smart lamp bukan? Tapi apakah Anda masih asing mengenai sensor lampu?

Lampu ini sudah diadopsi menjadi gaya hidup jaman sekarang. Selain mudah digunakan, makin kesini pemasangannya pun relatif mudah bahkan ada yang plug and play.

Hal ini dapat dimungkinkan karena di dalam lampu pintar terdapat sensor lampu yang memonitor keadaan sekitar sehingga pada kondisi tertentu yang diinginkan, lampu akan menyala atau mati secara otomatis sesuai dengan programnya. Lampu pintar ini dapat menggunakan lebih dari satu sensor, semakin banyak sensor yang digunakan maka kalian dapat semakin fleksibel dalam memprogram lampu pintar tersebut.

Berbagai Sensor Lampu Pintar

sensor lampu otomatis

Beberapa sensor yang digunakan di lampu pintar diantaranya adalah:

Sensor cahaya (fotosensitif)

Sensor dapat menghitung banyaknya cahaya yang masuk sehingga dengan memanfaatkan sensor ini, kita dapat membuat sirkuit elektronik yang dapat mengatur nyalanya lampu pada saat siang hari (banyak cahaya matahari) & malam hari (tidak ada cahaya matahari).

Diaplikasikan pada lampu yang dipasang secara outdoor seperti :

  • lampu PJU
  • penerangan taman
  • lampu depan rumah, dll.

Sensor ini akan menginstruksikan pada siang hari lampu mati & pada malam hari lampu menyala secara otomatis.

Sensor inframerah (Infrared)

Infrared ini dapat mengidentifikasi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh tubuh manusia. Secara umum tubuh manusia memancarkan radiasi inframerah sekitar 10μm, yang diperkuat dengan lensa filter Fresnel dan dikonsentrasikan ke alat yang bernama detector PIR (Passive Infrared), yang akan mengubah pembacaan radiasi inframerah menjadi sinyal listrik yang dapat diaplikasikan untuk lampu pintar.

Sensor ini dapat mendeteksi keberadaan manusia pada ruangan sehingga lampu dapat diprogram untuk dapat menyala jika ada orang yang masuk ke dalam ruangan.

Sensor ultrasonic

Cara kerjanya mirip dengan sensor infra merah, namun menggunakan frekuensi suara yang biasanya berkisar antara 25 – 40 kHz. Sensor ini bekerja dengan menggunakan prinsip Doppler untuk memancarkan gelombang suaranya.

Pancaran gelombang suara ini akan dikontrol dan ditangkap serta diproses oleh modul kontroler. Dan akan mendeteksi apakah ada objek yang bergerak atau tidak dan menentukan kondisi lampu menyala atau mati.

Keunggulan sensor ultrasonic dibandingkan sensor inframerah adalah jangkauannya yang lebih luas dan lebih sensitif, serta lebih tidak berpengaruh terhadap interferensi (gangguan) objek.

Namun karena sensitivitas ini jugalah yang membuat kesalahan deteksi pada objek.

Sensor suara

Sensor dengan indikator suara ini berupa microphone yang dapat menangkap gelombang suara. Suara yang digunakan untuk mentrigger lampu menyala / mati dapat diprogram sesuai dengan keinginan yang dapat berupa tepukan tangan / voice command.

Aplikasi untuk Mengontrol Sensor Lampu Pintar

Selain sensor-sensor yang digunakan untuk melengkapi lampu pintar ini. Sensor ini juga dapat digunakan sarana komunikasi nirkabel seperti Bluetooth atau jaringan wireless (WIFi), yang dapat terhubung secara online ke Internet (server dan aplikasi seperti Google home, Mi Home, dll).

Sehingga dapat dikontrol dari jarak jauh menggunakan smartphone dan terhubung juga dengan sistem rumah pintar. Sehingga penggunanya akan lebih mendapatkan pengalaman penggunaan (user experience) yang lebih baik lagi.

Salah satu merk lampu pintar yang memiliki banyak fitur dan dapat dikontrol secara jarak jauh dengan aplikasi.Tentu saja semakin banyak fitur dan sensor yang disematkan ke dalam sebuah lampu pintar akan berpengaruh juga terhadap harganya.

Yang pasti pilihlah lampu pintar yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Temukan kemudahan belanja switch merk Tenda ini secara grosir di aplikasi Fullmoon. 

Aplikasi Fullmoon memberikan harga termurah, proses belanja yang mudah dan jaminan produk aman dan original.

Download sekarang di Play store maupun App store!